CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Rabu, 02 Maret 2011

TERAPI RASULULLAH DALAM PENYEMBUHAN PENYAKIT AL-ISYQ (CINTA)

Mukaddimah
Virus hati yang bernama cinta ternyata telah banyak memakan
korban. Mungkin anda pernah mendengar seorang remaja yang nekat
bunuh diri disebabkan putus cinta, atau tertolak cintanya. Atau anda
pernah mendengar kisah Qeis yang tergila-gila kepada Laila. Kisah cinta
yang bermula sejak mereka bersama mengembala domba ketika kecil
hingga dewasa. Akhirnya sungguh tragis, Qeis benar-benar menjadi gila
ketika laila dipersunting oleh pria lain. Apakah anda pernah mengalami
problema seperti ini atau sedang mengalaminya ? mau tau terapinya ?
mari sama-sama kita simak terapi mujarab yang disampaikan ibn Qoyyim
dalam karya besarnya ”Zadul Ma’ad”.
Beliau berkata: ”Gejolak cinta adalah jenis penyakit hati yang
memerlukan penanganan khusus disebabkan perbedaannya dengan jenis
penyakit lain dari segi bentuk, sebab maupun terapinya. Jika telah
menggerogoti kesucian hati manusia dan mengakar di dalam hati, sulit
bagi para dokter mencarikan obat penawarnya dan penderitanya sulit
disembuhkan.
Allah mengkisahkan penyakit ini di dalam Alquran tentang dua tipe
manusia, pertama wanita dan kedua kaum homoseks yang cinta kepada
mardan (anak laki-laki yang rupawan). Allah mengkisahkan bagaimana
penyakit ini telah menyerang istri Al-Aziz—gubernur Mesir—yang
mencintai Nabi Yusuf, dan menimpa Kaum Luth. Allah mengkisahkan
kedatangan para malaikat ke negeri Luth
Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira
(karena) kedatangan tamu-tamu itu.
"Luth berkata: "Sesungguhnya
mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku),
dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku
terhina".Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari
(melindungi) manusia?" Luth berkata: "Inilah puteri-puteri (negeri) ku
(kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang
halal)". (Allah berfirman): "Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya
mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)". (Surat al-
Hijr:68-72)

Kebohongan Kisah Cinta Nabi dengan Zainab Binti Jahsy
Ada sekelompok orang yang tidak tahu menempatkan kedudukan
Rasul sebagaimana layaknya, beranggapan bahwa Rasulullah tak luput
dari penyakit ini sebabnya yaitu tatkala beliau melihat Zaenab binti Jahsy
sambil berkata kagum: ”Maha Suci Rabb yang membolak-balik hati” sejak
itu Zaenab mendapat tempat khusus di dalam hati Rasulullah Saw, oleh
karena itu Beliau berkata kepada Zaid bin Haritsah: ”Tahanlah ia di sisimu
hingga Allah menurunkan ayat:
"Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah
melimpahkan ni`mat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi ni`mat
kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah",
sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan
menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang
lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri
keperluan terhadap isterinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu
dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mu'min untuk
(mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak
angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan
adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi." (al-Ahzab:37)
Sebagain orang beranggapan ayat ini turun berkenaan kisah
kasmaran Nabi, bahkan sebagian penulis mengarang buku khusus
mengenai kisah kasmaran para Nabi dan meyebutkan kisah Nabi ini di
dalamnya. Hal ini terjadi akibat kejahilannya terhadap Alquran dan
kedudukan para Rasul, hingga ia memaksakan kandungan ayat apa-apa
yang tidak layak dikandungnya dan menisbatkan kepada Rasulullah suatu
perbuatan yang Allah menjauhkannya dari diri Beliau
Kisah sebenarnya, bahwa zainab binti Jahsy adalah istri Zaid ibn
Harisah .--bekas budak Rasulullah-- yang diangkatnya sebagai anak dan
dipanggil dengan Zaid ibn Muhammad. Zainab merasa lebih tinggi dibandingkan Zaid. Oleh Sebab itu Zaid ingin menceraikannya. Zaid
datang menemui Rasulullah minta saran untuk menceraikannya, maka
Rasulullah menasehatinya agar tetap memegang zainab, sementara Beliau
tahu bahwa Zainab akan dinikahinya jika dicerai Zaid. Beliau takut akan
cemoohan orang jika mengawini wanita bekas istri anak angkatnya. Inilah
yang disembunyikan Nabi dalam dirinya, dan rasa takut inilah yang tejadi
dalam dirinya. Oleh karena itu di dalam ayat Allah menyebutkan karunia
yang dilimpahkanNya kepada Beliau dan tidak mencelanya karena hal
tersebut sambil menasehatinya agar tidak perlu takut kepada manusia
dalam hal-hal yang memang Allah halalkan baginya sebab Allahlah yang
seharusnya ditakutinya. Jangan Sampai beliau takut berbuat sesuatu hal
yang Allah halalkan karena takut gunjingan manusia, setelah itu Allah
memberitahukannya bahwa Allah langsung Yang akan menikahkannya
setelah Zaid menceraikan istrinya agar Beliau menjadi contoh bagi
umatnya mengenai kebolehan menikahi bekas istri anak angkat, adapun
menikahi bekas istri anak kandung maka hal ini terlarang.sebagaimana
firman Allah:
"Dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak
kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di
mulutmu saja." (al--Ahzab:4)Perhatikanlah bagaiamana pembelaan
terhadap Rasulullah ini, dan bantahan terhadap orang-orang yang
mencelanya. Wabillahi at-Taufiq.
Tidak dipungkiri bahwa Rasulullah sangat mencintai istri-istrinya.
Aisyah adalah istri yang paling dicintainy, namun kecintaannya kepada
Aisyah dan kepada lainnya tidak dapat menyamai cintanya tertinggi ,
yakni cinta kepada Rabbnya. Dalam hadis shahih :
"Andaikata aku dibolehkan mengambil seorang kekasih dari salah seorang
penduduk bumi maka aku akan menjdikan Abu Bakar sebagai kekasih."
Kriteria Manusia yang Berpotensi Terjangkit Penyakit al-isyq
Penyakit al-isyq akan menimpa orang-orang yang hatinya kosong
dari rasa mahbbah (cinta) kepada Allah, selalu berpaling dariNya dan
dipenuhi kecintaan kepada selainNya. Hati yang penuh cinta kepada Allah
dan rindu bertemu dengaanNya pasti akan kebal terhadap serangan
virus ini.sebagaimana yang terjadi dengan Yusuf alaihis salam:”

"Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan
itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan
wanita itu andaikata dia tiada melihat tanda (dari) Tuhannya.
Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan
kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang
terpilih.…." (Yusuf:24)
Nyatalah bahwa Ikhlas merupakan immunisasi manjur yang dapat
menolak virus ini dengan berbagai dampak negatifnya berupa perbuatan
jelek dan keji.Artinya memalingkan seseorang dari kemaksiatan harus
dengan menjauhkan berbagai sarana yang menjurus ke arah itu .
Berkata ulama Salaf:” penyakit cinta adalah getaran hati yang
kosong dari segala sesuatu selain apa yang dicinta dan dipujanya. Allah
berfirman mengenai Ibu Nabi Musa:

"Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja
ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan
hatinya." (al-Qasas:11)
yakni kosong dari segala sesuatu kecuali Musa
karena sangat cintanya kepada Musa dan bergantungnya hatinya kepada
Musa.
Bagaimana virus ini bisa berjangkit ?
Penyakit al-isyq terjadi dengan dua sebab, pertama: Karena
mengganggap indah apa-apa yang dicintainya. Kedua: perasaan ingin
memiliki apa yang dicintainya. Jika salah satu dari dua faktor ini tiada
niscaya virus tidak akan berjangkit. Walaupun Penyakit kronis ini telah
membingungkan banyak orang dan sebagian pakar berupaya
memberikan terapinya, namun solusi yang diberikan belum mengena.
Makhluk Diciptakan Saling Mencari Yang Sesuai Dengannya
Berkata Ibn al-Qayyim: ketetapan Allah Swt dengan hikmahNya
menciptakan makhlukNya dalam kondisi saling mencari yang sesuai
dengannya, secara fitrrah saling tertarik dengan jenisnya, sebaliknya akan
menjauh dari yang berbeda dengannya.
Rahasia adanya percampuran dan kesesuaian di alam ruh akan
mengakibatkan adanya keserasian serta kesamaan, sebagaimana adanya
perbedaan di alam ruh akan berakibat tidak adanya keserasian dan
kesesuaian. Dengan cara inilah tegaknya urusan manusia. Allah befirman:

"Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya
Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya." (al-A’raaf :189)

Dalam ayat ini Allah menjadikan sebab perasaan tentram dan
senang seorang lelaki terhadap pasangannya karena berasal dari jenis
dan bentuknya. Jelaslah faktor pendorong cinta tidak bergantung dengan
kecantikan rupa, dan tidak pula karena adanya kesamaan dalam tujuan
dan keingginan, kesamaan bentuk dan dalam mendapat petunjuk,
walaupun tidak dipungkiri bahwa hal-hal ini merupakan salah satu
penyebab ketenangan dan timbulnya cinta.
Nabi pernah mengatakan dalam sebuah hadisnya

“Ruh-ruh itu ibarat tentara yang saling berpasangan, yang saling
mengenal sebelumnya akan menyatu dan yang saling mengingkari akan
berselisih"

Dalam Musnad Imam Ahmad diceritakan bahwa asbabul wurud
hadis ini yaitu ketika seorang wanita penduduk Makkah yang selalu
membuat orang tertawa hijrah ke Madinah ternyata dia tinggal dan
bergaul dengan wanita yang sifatnya sama sepertinya yaitu senang
membuat orang tertawa. Karena itulah nabi mengucapkan hadis ini.
Karena itulah Syariat Allah akan menghukumi sesuatu menurut
jenisnya, mustahil syariat menghukumi dua hal yang sama dengan
perlakuan perbeda atau mengumpulkan dua hal yang kontradiktif. Barang
siapa yang berpendapat lain maka jelaslah karena minimnya ilmu
pengetahuannya terhadap syariat ini atau kurang memahami kaedah
persamaan dan sebaliknya.
Penerapan kaedah ini tidak saja berlaku di dunia lebih dari itu akan
diterapkan pula di akhirat, Allah berfirman:”

kepada malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang
zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang
selalu mereka sembah". ( as-Saffat:22)

Umar ibn Khtaab dan seteelahnya Imam Ahmad pernah berkata
mengenai tafsiran “azwajahum” yakni yang sesuai dan mirip dengannya
.Allah juga berfirman:”

"dan apabila jiwa dipertemukan". (at-Takwir: 7)

Yakni setiap orang akan digiring dengan orang-orang yang sama
prilakunya dengannya, Allah akan menggiring antara orang-orang yang
saling mencintai kareNya di dalam surga dan akan menggiring orang –
orang yang saling bekasih-kasihan diatas jalan syetan di neraka Jahim,
tiap oran akan digiring dengan siapa yang dicintainya mau tidak mau. Di
dalam mustadrak al-isyq-Hakim disebukan bahwa Nabi Sa
bersabda:”Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum kecuali akan digirim
bersama mereka kelak”
Cinta dan Jenis-jenisya
Cinta memiliki berbagai macam jenis dan tingkatan, yang tertinggi
dan paling mulia adalah mahabbatu fillah wa lillah (cinta karena Allah
dan di dalam Agama Allah ) yaitu cinta yang mengharuskan mencintai
apa-apa yang dicintai Allah, yang dilakukan berlandaskan cinta kepada
Allah dan RasulNya.
Cinta berikutnya adalah cinta yang terjalin karena adanya
kesamaan dalam cara hidup, agama, mazhab, idiologi, hubungan
kekeluargaaan, profesi dan kesamaan dalam hal-hal lainnya.
Diantara jenis cinta lainnya yakni cinta yang motifnya karena
inggin mendapatkan sesuatu dari yang dicintainya, baik dalam bentuk
kedudukan, harta, pengajaran dan bimbingan, ataupun kebutuhan
biologis. Cinta yang didasari hal-hal seperti tadi—yaitu al-mahabbah al-
‘ardiyah-- akan hilang bersama hilangnya apa-apa yang inggin didapatnya
dari orang yang dicintai. Yakinlah bahwa orang yng mencintaimu karena
sesuatu akan meninggalkanmu ketika dia telah mendapat apa yang
diinginkannya darimu.
Adapun cinta lainnya adalah cinta yang berlandaskan adanya
kesamaan dan kesesuaian antara yang menyinta dan yang dicinta.
Mahabbah al-isyq termasukCinta jenis ini tidak akan sirna kecuali jika ada
sesuatu yang menghilangkannya. Cinta jenis ini, yaitu berpadunya ruh
dan jiwa, oleh karena itu tidak terdapat pengaruh yang begitu besar baik
beruparasa was-was, hati yang gundah gula maupun kehancuran kecuali
pada cinta jenis ini.
Timbul pertanyaan bahwa cinta ini merupakan bertemunya ikatan
batin dan ruh, tetapi mengapa ada cinta yang bertepuk sebelah tangan?
Bahkan kebanyakan cinta seperti ini hanya sepihak dari orang yang
sedang kasamaran saja, jika cinta ini perpaduan jiwa dan ruh maka
tentulah cinta itu akan terjadi antara kedua belah pihak bukan sepihak
saja?
Jawabnya yaitu bahwa tidak terpenuhinya hasrat disebabkan
kurangnya syarat tertentu, atau adanya penghalang sehingga tidak
terealisasinya cinta antara keduanya. Hal ini disebabkan tiga faktor,
pertama: bahwa cinta ini sebatas cinta karena adanya kepentingan, oleh
karena itu tidak mesti keduanya saling mencintai, terkadang yang dicintai
malah lari darinya. Kedua: adanya penghalang sehingga dia tidak dapat
mencintai orang yang dicintanya, baik karena adanya cela dalam akhlak,
bentuk rupa, sikap dan faktor lainnya. Ketiga: adanya penghalang dari
pihak orang yang dicintai.
Jika penghalang ini dapat disingkirkan maka akan terjalin benangbenang
cinta antara keduanya. Kalau bukan karena kesombongan, hasad,
cinta kekuasaan dan permusuhan dari orang-orang kafir, niscaya para
rasul-rasul akan menjadi orang yang paling mereka cintai lebih dari cinta
mereka kepada diri, keluarga dan harta.
Terapi penyakit al-isyq
Sebagai salah satu jenis penyakit, tentulah al-isyq dapt
disembuhkan dengan terapi-terapi tertentu. Diantara terapi tersebut
adalah sebagai berikut:
Jika terdapat peluang bagi orang yang sedang kasmaran tersebut
untuk meraih cinta orang yang dikasihinya dengan ketentuan syariat dan
suratan taqdirnya, maka inilah terapi yang paling utama. Sebagaimana
terdapat dalam sahihain dari riwayat Ibn Masud Radhiyallahu ánhu, bahwa
Rasulullah Shallallahu álaihi wa Sallam bersabda:

"Hai sekalian pemuda, barang siapa yang mampu untuk menikah mak
hendaklah dia menikah , barang siap yang belum mampu maka
hendaklah berpuasa karena puasa dapat menahan dirinya dari
ketergelinciran (kepada perbuatan zina)."

Hadis ini memberikan dua solusi, solusi utama, dan solusi pengganti.
Solusi petama adalah menikah, maka jika solusi ini dapat dilakukan maka tidak boleh mencari solusi lain. Ibnu Majah meriwaytkan dari
Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda:

"Aku tidak pernah melihat ada dua orang yang saling mengasihi
selain melalui jalur pernikahan."

Inilah tujuan dan anjuran Allah untuk menikahi wanita, baik yang
merdeka ataupun budak dalam firman-Nya:

"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia
dijadikan bersifat lemah." (an-Nisa:28)

Allah menyebutkan dalam ayat ini keringanan yang diberikannya
terhadapa hambaNya dan kelemahan manusia untuk menahan
syahwatnya denga nmembolehkan mereka menikahi para wanita yang
baik-baik dua, tiga ataupun empat,sebagaimana Allah membolehkan
bagi mereeka mendatangi budak-budak wanita mereka. Sampai-sampai
Allah membuka bagi mereka pintu untuk menikahi budak-budak wanita
jika mereka butuh sebagai peredam syahwat, keringanan dan rahmat
iNya terhadap makluk yang lemah ini..
Jika terapi pertama tidak dapat dilakukan karena tertutupnya
peluang menuju orang yang dikasihinya karena ketentuan syar’i dan
takdir, penyakit ini bisa semangkin ganas. Adapun terapinya harus
dengan meyakinkan dirinya bahwa apa-apa yang diimpikannya mustahil
terjadi, lebih baik baginya untuk segera melupakannya. Jiwa yang
berputus asa untuk mendapatkan sesuatu, niscaya akan tenang dan tidak
lagi mengingatnya. Jika ternyata belum terlupakan, akan berpengaruh
terhadap jiwanya sehingga semangkin menyimpang jauh.
Dalam kondisi seperti ini wajib baginya untuk mencari terapi lain
yaitu dengan mengajak akalnya berfikir bahwa menggantungkan hatinya
kepada sesuatu yang mustahil dapat dijangkau adalah perbuatan gila,
ibarat pungguk merindukan bulan. Bukankah orang-orang akan
mengganggapnya termasuk ke dalam kumpulan orang-orang yang tidak
waras?
Apabila kemungkinan untuk mendapatkan apa yang dicintainya
tertutup karena larangan syariat, terapinya adalah dengan mengangap
bahwa yang dicintainya itu bukan ditakdirkan menjadi miliknya. Jalan
keselamatan adalah dengan menjauhkan dirinya dari yang dicintainya.Dia
harus merasa bahwa pintu kearah yang diingininya tertutup, dan mustahil
tercapai.
Jika ternyata jiwanya yang selalu menyuruhnya kepada
kemungkaran masih tetap menuntut, hendaklah dia mau
meninggalkannya karena dua hal,pertama karena takut(kepada
Allah)yaitu dengan menumbuhkan perasaan bahwa ada hal yang lebih
layak dicintai, lebih bermanfaat,lebih baik dan lebih kekal. Seseorang yang berakal jika menimbang-nimbang antara mencintai sesuatu yang
cepat sirna dengan sesuatu yang lebih layak untuk dicintai, lebih
bermanfaat, lebih kekal dan lebih nikmat, akan memilih yang lebih tinggi
derajatnya. Jangan sampai engkau menggadaikan kenikmatan abadi yang
tidak terlintas dalam pikiranmu dengan kenikmatan sesaat yang segera
berbalik menjadi sumber penyakit. Ibarat orang yang sedang bermimpi
indah, ataupun menghayal terbang melayang jauh, ketika tersadar
ternyata hanyalah mimpi dan khayalan, akhirnya sirnalah segala
keindahan semu, tinggal keletihan, hilang nafsu dan kebinasaan
menunggu.
Kedua keyakinan bahwa berbagai resiko yang sangat menyakitkan
akan ditemuinya jika dia gagal melupakan yang dikasihinya, dia akan
mengalami dua hal yang menyakitkan sekaligus, yaitu:gagal dalam
mendapatkan kekasih yang diinginkannya,dan bencana menyakitkan dan
siksa yang pasti akan menimpanya. Jika yakin bakal mendapati dua hal
menyakitkan ini niscaya akan mudah baginya meninggalkan perasaan
ingin memiliki yang dicinta.Dia akan bepikir bahwa sabar menahan diri itu
lebih baik. Akal, agama , harga diri dan kemanusiaannya akan
memerintahkannya untuk bersabar sedikit demi mendapatkan
kebahagiaan yang abadi. Sementara kebodohan, hawa nafsu,
kezalimannya kan memerintahkannya untuk mengalah mendapatkan apa
yang dikasihinya . orang yang terhindar adalah orang-orang yang
dipelihara oleh Allah.
Jika hawa nafsunya masih tetap ngotot dan tidka terima dengan
terapi tadi, maka hendaklah berfikir mengenai dampak negatif dan
kerusakan yang akan ditimbulkannya segera, dan kemasalahatan yang
akan gagal diraihnya. Sebab mengikuti hawa nafsunya akan
menimbulkan kerusakan dunia dan menepis kebaikan yang datang, lebih
parah lagi dengan memperturutkan hawa nafsu ini akan menghalanginya
untuk mendapat petunjuk yang merupakan kunci keberhasilannya dan
kemaslahatannya.
Jika terapi ini tidak mempan juga untuknya, hendaklah dia selalu
mengingat sisi-sisi kejelekan kekasihnya,dan hal-hal yang membuatnya
dampat menjauh darinya, jika dia mau mencari-cari kejelekan yang ada
pada kekasihnya niscaya dia akan mendapatkannya lebih dominan dari
keindahannya, hendaklah dia banyak bertanya kepada orang-orang yang
berada disekeliling kekasihnya tentang berbagai kejelekannya yang
tersembunyi baginya. Sebab sebagaiman kecantikan adalah faktor
pendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya demikian pula
kejelekan adalah pendorong kuat agar dia dapat membencinya dan
menjauhinya. Hendaklah dia mempertimbangkan dua sisi ini dan memilih
yang terbaik baginya. Jangan sampai terperdaya dengan kecantikan kulit
dengan membandingkannya dengan orang yang terkena penyakit sopak
dan kusta, tetapi hendaklah dia memalingkan pandangannnya kepada
kejelelekan sikap dan prilakunya, hendaklah dia menutup matanya dari
kecantikan fisik dan melihat kepada kejekan yang diceritakan
mengenainya dan kejelekan hatinya.
Jika terapi ini masih saja tidak mempan baginya, maka terapi
terakhir adalah mengadu dan memohon dengan jujur kepada Allah yang
senantiasa menolong orang-orang yang ditimpa musibah jika memohon
kepadaNya, hendaklah dia menyerahkan jiwa sepenuhnya dihadapan
kebesaranNya, sambil memohon, merendahkan dan menghinakan diri.
Jika dia dapat melaksankan terapi akhir ini, maka sesunguhnya dia telah
membuka pintu taufik (pertolongan Allah). Hendaklah dia berbuat iffah
(menjaga diri) dan menyembunyikan perasaannya, jangan sampai dia
menjelek-jelekkan kekasihanya dan mempermalukannya dihadapan
manusia, ataupun menyakitinya, sebab hal tersebut adalah kezaliman dan
melampaui batas.
Penutup
Demikianlah kiat-kiat khusus untuk menyembuhkan penyakit ini.
Namun ibarat kata pepatah:” mencegah lebih baik daripada mengobati
“maka sebelum terkena lebih baik menghindar. Bagaimana cara
menghindarinya? tidak lain dengan tazkiyatun nafs. Semoga pembahasan
ini bermanfaat.َ

Share

Senin, 08 November 2010

Perasaanku

Aku tak selalu baik dan juga tak selalu benar, Sekali waktu aku begitu baik dan juga kadang sangat bodoh. Aku hanya manusia biasa seperti yang lain, punya asa yang kadang-kadang tidak bisa diterima akal. Aku bersyukur bisa mengalami ini semua, perjalanan jiwa menemukan jati diri, aku senang bisa punya rasa syukur atas nikmat yng Tuhan berikan kepadaku. Aku sadari semakin aku bersyukur semakin banyak kebaikan yang kutemukan. Aku temukan, tidak semua mesti difikirkan secara logika, aku hanya bersyukur dan bermimpi setinggi langit… tanpa rasa takut, khawatir atau cemas. Kulakukan segala sesuatu dengan tulus menggunakan persaanku, kujalani cobaan dengan sabar dengan perasaanku, ku bersyukur yang semua terjadi membuat aku lebih kuat dan lebih dewasa.

” Aku mencintai hidupku apa adanya”

Share

Selasa, 07 September 2010

Untukmu Sahabat Part I

Persahabatan adalah hal tersulit untuk dijelaskan

Dan, ini bukan tentang apa yang kita dapat dari sekolah

Tetapi kita tak pernah belajar apapun

bila kita tak pernah belajar makna persahabatan

Angin berkata sahabat adalah

Dia yang selalu ada dalam susah dan senang

Laut berkata sahabat adalah

Dia yang selalu punya hati yang terbuka

Rumput berkata sahabat adalah

Dia yang tak goyah walau badai menerpa

Embun berkata sahabat adalah

Dia yang siap membasahi dalam kekeringan

Matahari berkata sahabat adalah

Dia yang siap menyinari dalam kegelapan

Ada yang bilang sahabat seperti bayangan

Tapi aku tak setuju

Karena bayangan itu hanya muncul ditempat terang

Sedangkan sahabat adalah

Dia yang selalu ada dalam terang dan gelap



Share


Tweet this






Share

Untukmu Sahabat Part II

Di saat kita nikmati kebersamaan
Banyak hal terlewatkan begitu saja
Keceriaan, gelak-tawa serta canda ria
Semuanya mengalir begitu saja

Waktu yang tersedia
Seolah tak mampu untuk menampungnya
Begitu cepat berlalu
Berlari seolah tak mau berhenti

Kenangan-kenangan itu tak terasa
Pergi meninggalkan semua kegembiraan
Keceriaan, gelak tawa serta canda ria
Satu persatu kenangan itu hilang sekejap mata
Ada sederet senyum saat terlintas memory yang dulu kala

Kenapa kegembiraan itu harus pergi?
Tidak searah dengan langkah kaki?
Kapan ini semua bisa terulang kembali?
Akankah kita tidak akan pernah bertemu lagi?

Sahabat…
Semua yang pernah kita jalani
Hari demi hari, waktu demi waktu
Tatkala kita lalui semuanya bersama


Banyak hal yang pernah terjadi
Kadang benci, kesal dan kecewa
Juga senang, hormat dan sayang

Sungguh luar biasa apa yang telah kita lalui bersama
Inikah pemberian tak ternilai dari Sang Kuasa?
Yang sering kali tak pernah kita syukuri adanya

Ya Allah…
Lindungilah mereka yang kucinta



Share



Share

Minggu, 22 Agustus 2010

Ikhlas

Salah satu kunci mendapatkan ketenangan batin adalah menjadi orang yang ikhlas. Ikhlas dalam beribadah, ikhlas dalam bekerja, ikhlas dalam menjemput ridha Allah SWT. Tetapi menjadi orang yang senantiasa ikhlas tidak mudah. Ikhlas hanya akan datang dari seseorang yang mencintai Allah dan menjadikan Allah satu-satunya sandaran dan harapan.

Allah SWT berfirman: ''Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas dan teguh. Mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang benar.'' (QS Al-Bayyinah,98 : 5)

Rasulullah Saw bersabda : "Berbahagialah orang-orang yang ikhlas, yaitu orang-orang yang apabila hadir mereka tidak di kenal, dan apabila tidak ada mereka dicari. Mereka itulah lampu-lampu hidayah. Dengan mereka, nampaklah segala fitnah orang-rang yang zalim." (H.R. Baihaqy)

Hidup akan menjadi sangat indah jika kita ikhlas dalam menjalaninya, ikhlas bukan saja berarti kita menerima segala ketetapan Allah SWT. Syaikh Ibrahim Dasuqi (1986) mengutarakan ikhlas adalah cahaya yang dimasukkan Allah ke dalam hati hamba-hamba-Nya yang terpilih. Ia adalah cahaya yang menerangi lubuk hati mereka yang hatinya senantiasa tertuju kepada Allah, yang memeberikan kehidupan pada hati mereka yang mati, yang memberikan kekuatan kedalam jiwa yang membangkitkan semangat dan yang mengangkatnya ke tingkat kehidupan yang lebih mulia. Dengan itu hati mereka tidak terbesit rasa dendam, tidak egoistis, tidak ada perasaan ingin dipuji dan dilihat orang, dan tidak pula sifat nifak. Sebaliknya yang ada hanyalah kesucian, kemurnian dan kesempurnaan yang akan mengantarkannya kepuncak kemuliaan, tempat orang-orang yang dekat kepada Allah (Al-Muqarrabin).

Faktor yang membentuk keikhlasan :
1. Memperhatikan pandangan khalik, bukan pandangan makhluk
2. Mensinkronkan antara yang lahir dengan yang bathin.
3. Menganggap sama antara pujian dan celaan manusia.
4. Tidak memandang diri sebagai orang ikhlas. Sehingga ta'ajub kepada diri sendiri.
5. Melupakan pahala di akherat. Terus berupaya untuk beramal sebaik mungkin
6. Menghalangi diri dari riyadan hawa nafsu.

Salah satu cara untuk ikhlas menurut Ummu Habibah adalah dengan menghilangkan ketamakan terhadap dunia dan berusaha agar hati selalu terfokus kepada janji Allah, bahwa Allah akan memberikan balasan berupa kenikmatan abadi di surga dan menjauhkan kita dari neraka. Selain itu, berusaha menyembunyikan amalan kebaikan dan ibadah agar tidak menarik perhatianmu untuk dilihat dan didengar orang, sehingga mereka memujimu. Belajarlah dari generasi terdahulu yang berusaha ikhlas agar mendapatkan ridho Allah



Share



Share